Pembanguan Gereja Mlati
     
A. LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN    
Tinjauan historik    

Bangunan gereja katholik St. Aloysius Gonzaga Mlati dibuat tahun 1936. Sedangkan gedung pastoran dibangun 24 tahun kemudian yaitu tahun 1960. Pastoran tersebut dibangun pada saat Mlati ditingkatkan status stasi menjadi paroki, tanggal 16 Agustus 1960, bersamaan ditetapkannya pastor pertama paroki Mlati yaitu Pastor Antonius Wignyamartoyo, Pr. Namun karena pastoran Mlati belum selesai dibangun, untuk sementara beliau "kost" di pastoran Medari. Setelah pembangunan selesai, maka mulai tanggal 1 Oktober 1961 pastoran tersebut dihuni. Peristiwa ini bersamaan dengan perayaan pesta perak Gereja Mlati, yang juga disemarakkan oleh kehadiran almarhum Monseigneur Albertus Soegijopranoto, SJ, yang berkenan menerimakan Sakramen Penguatan kepada sekitar 300 umat di Paroki Mlati. Sampai sekarang komplek gereja ini masih utuh, dengan sejumlah perbaikan dan pengembangannya.

Masalah yang dihadapi    

Dari fakta sejarah diatas, dapat dibayangkan bahwa bangunan komplek gereja pastoran ini sudah tua, meskipun tidak dalam keadaan rusak karena selalu dirawat dan dikembangkan. Tetapi bagaimanapun juga seting perencanaan bangunan untuk kegiatan diluar liturgi sudah tidak mencukupi kebutuhan saat ini. Jumlah umat telah berkembang jauh lebih banyak. Dari ratusan orang pada awalnya menjadi ribuan orang ( jumlah umat di paroki Mlati saat ini + 7000 orang). Demikian juga kegiatan pastoran saat ini jauh lebih banyak dibanding yang dahulu. Gabungan antara jumlah jenis kegiatan, banyakkya umat yang terlibat dan seting lingkungan yang arealnya belum memungkinkan untuk diperluas menyebabkan perlunya dibangun gedung baru yang secara efisien dapat memenuhi kebutuhan dengan cara mendayagunakan potensi yang telah ada. Pemikiran pembangunan ini menjadi semakin mendesak apabila mempertimbangkan aneka macam kesulitan dan perkembangan kedepan yang tentunya lebih rumit dan tidak semakin mudah.

Sementara itu, gedung gereja St. Aloysius Mlati yang telah berumur 64 tahun, belum pernah mengalami rehab yang berarti. Beberapa keluahan yang muncul adalah apabila hujan, atap gereja bocor di beberapa tempat. Walaupun sudah beberapa kali diperbaiki, tetap sulit diatasi. Beberapa bagian atap dan penyanga genting sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Untuk itu rehab atap gedung gereja menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Rencana rehab ini menjadi satu rangkaian pembangunan gedung pasturan serta penataan akustik gereja yang dirasa kurang memadai.

     
B. TUJUAN PEMBANGUNAN    
Tujuan pembangunan gedung pastoran dan perbaikan gedung gereja :
  1. Perawatan, perbaikan dan pengembangan komplek gereja agar lebih layak
  2. Pemenuhan tuntuan kebutuhan masa kini.
  3. Optimalisasi efektifitas dan efisiensi potensi yang telah ada.
  4. Antisipasi perkembangan masa depan.
 
C. LOKASI PEMBANGUNAN    
Lokasi umum pembangunan    

Secara umum lokasi pembangunan pastoran berada di komplek Gereja Katholik St. Aloysius Gonzaga, alamat Jl. Magelang Km 7,8 Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasi spesifik pembangunan    

Pembangunan gedung baru untuk pastoran terletak di belakang bangunan gereja. Memakan sebagian kecil lahan parkir sebelah belakang Gereja bagian selatan, serta gudang, sebuah kamar dan beberapa toliet serta kamar mandi. Sedangkan kamar mandi dan toilet yang baru turut dibangun dipojok utara bagian belakang Gereja/parkir sepeda motor.

     
D. WAKTU PEMBANGUNAN    
Lama waktu pembangunan yang dibutuhkan diperkirakan 11 (sebelas) bulan, dimulai bulan Pebruari 2001 dan diperkirakan selesai bulan Desember 2001.  
     
E. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PEMBANGUNAN  
Cakupan pekerjaan pembangunan yang direncanakan adalah:  
  1. Pembuatan gedung baru untuk pastoran tanpa merombak gedung pastoran lama (relokasi)
  2. Perbaikan atap bangunan gereja
  3. Penggantian sound system gereja dan jaringan lainnya yang relevan
  4. Penataan lingkungan fisik lainnya yang relevan dengan bangunan yang dibuat.
     
F. HASIL PEMBANGUNAN    
Hasil pembangunan yang akan dicapai :    
  1. Gedung baru untuk pastoran , berupa bangunan berlantai dua
  2. Atap baru pada bangunan gereja tanpa merubah bentuk aslinya.
  3. Jaringan sound system gereja dan local lain yang relevan
  4. Wajah baru tata lingkungan fisik di kompleks gereja.
     
G. DAMPAK PEMBANGUNAN    
Lingkungan fisik    
  1. Tata ruang kompleks yang lebih teratur, rapi, asri efektif dan efisien.
  2. Pemanfaatan areal sempit lebih optimal.
  3. Tersedianya ruang-ruang sesuai kebutuhan. Misalnya : ruang Dewan Paroki, ruang sekretariat, ruang perpustakaan, ruang rapat, dan lain-lain.
Kegiatan karya Pastoral    
  1. Lebih banyak kegiatan karya pastoral terwadahi dalam ruangan yang sesuai kebutuhan.
  2. Pengelolaan dan pengembangan organisasi paroki yang mencukupi.
Lingkungan sosial    
  1. Para pelaku kegiatan menjadi lebih nyaman dalam menjalankan aktivitasnya.
  2. Umat menjadi lebih bangga dan semakin mencintai gereja.
  3. Penghuni pastoran lebih dihormati dan tidak terganggu aktifitasnya.
  4. Suasana baru yang nyaman dan kondusif untuk kegiatan rohani dan pengembangan kerohanian.
Aspek kronik    
  1. Ada tonggak sejarah perkembangan Gereja Umat Allah di paroki Mlati.
  2. Penyempurnaan salah satu aspek kehidupan Gereja masa kini.
  3. Modal dasar untuk menatap masa depan.
Untuk sementara waktu, desain bangunan dan lain-lain belum dapat kami lampirkan, namun mengenai laporan pelaksanaan dapat anda baca pada laporan pembangunan, sekaligus untuk mengecek apakah sumbangan saudara sudah diterima panitia atau belum
 
Kembali ke Pembanguan Gereja